Pengembangan Profesional Dosen,
Di dunia akademik, publikasi ilmiah tidak hanya menjadi alat untuk
menyebarluaskan pengetahuan, tetapi juga menjadi indikator produktivitas dan
kualitas seorang dosen atau peneliti. Di Indonesia, publikasi ilmiah merupakan
salah satu syarat utama dalam kenaikan jabatan fungsional dosen, mulai
dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, hingga Guru Besar.
Namun, banyak dosen yang merasa kesulitan memenuhi target publikasi. Mulai
dari kendala waktu, ide penelitian yang mentok, sulitnya akses jurnal
bereputasi, hingga kurangnya motivasi dan literasi menulis akademik. Padahal,
dengan strategi yang tepat dan konsistensi kerja, publikasi ilmiah bukanlah
sesuatu yang mustahil.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam cara-cara efektif meningkatkan
publikasi ilmiah, baik dari segi teknis penulisan, manajemen waktu,
strategi kolaborasi, hingga pemilihan jurnal, agar dosen dapat lebih siap untuk
memenuhi persyaratan kenaikan jabatan akademik.
1. Pahami Syarat dan Ketentuan
Jabatan Fungsional
Langkah pertama dan paling mendasar adalah memahami aturan terbaru
terkait angka kredit dan jenis publikasi yang diakui dalam kenaikan jabatan
dosen.
Di Indonesia, panduan ini dapat ditemukan dalam:
- Permenpan-RB
No. 1 Tahun 2023
- Buku
Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit (PO-PAK)
- Surat
Edaran Ditjen Dikti
Contoh:
- Untuk naik
ke Lektor, dosen perlu memiliki minimal 1 artikel ilmiah di jurnal
nasional terakreditasi.
- Untuk Lektor
Kepala, dibutuhkan publikasi di jurnal internasional bereputasi
(terindeks Scopus atau Web of Science).
- Untuk Guru
Besar, dibutuhkan minimal 1 artikel ilmiah sebagai penulis pertama di
jurnal internasional bereputasi Q1 atau Q2.
Tips:
- Buat
daftar jenis publikasi yang dibutuhkan untuk jabatan berikutnya.
- Konsultasikan
dengan LLDIKTI atau asesor internal kampus Anda.
2. Rancang Peta Jalan Penelitian
(Research Roadmap)
Agar produktif dalam menulis publikasi, dosen perlu memiliki peta jalan
riset yang jelas. Roadmap membantu Anda menjaga kesinambungan tema,
membangun reputasi keilmuan, dan mempermudah menulis serial artikel.
Langkah-langkah menyusun roadmap:
- Tentukan bidang
keahlian inti Anda.
- Bagi dalam
tema besar dan subtema.
- Buat
target tahunan: berapa penelitian dan publikasi yang ingin dicapai?
- Selaraskan
dengan Rencana Induk Penelitian (RIP) institusi.
Contoh Roadmap:
Tahun 2025-2027: Penelitian tentang literasi digital di kalangan mahasiswa
desa
Target: 1 artikel di jurnal nasional terakreditasi per tahun + 1 di jurnal
internasional pada tahun ketiga.
3. Bangun Kebiasaan Menulis Rutin
Menulis adalah keterampilan yang dibentuk lewat kebiasaan, bukan
inspirasi semata. Menunggu waktu luang untuk menulis biasanya tidak efektif
karena tuntutan dosen sangat beragam.
Tips membangun kebiasaan menulis:
- Alokasikan
waktu khusus (misalnya 1 jam per hari).
- Gunakan
teknik “Pomodoro” (25 menit fokus menulis, 5 menit istirahat).
- Mulai dari
draft kasar dulu, jangan menunggu sempurna.
- Simpan
ide-ide di aplikasi catatan (seperti Notion, Google Keep, atau OneNote).
Bonus: Menulis rutin juga membantu Anda menyiapkan bahan ajar, artikel populer,
dan konten presentasi ilmiah.
4. Manfaatkan Dana Penelitian dan
Hibah
Pendanaan riset sering kali menyediakan sumber daya yang sangat membantu
dalam publikasi, seperti biaya untuk survei, asisten riset, dan biaya
publikasi.
Sumber dana yang bisa diakses:
- Hibah
DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat)
- Hibah
internal universitas
- LPDP
- Lembaga
riset swasta (misalnya: Tanoto Foundation, Ford Foundation, dsb.)
Tips:
- Gunakan
hasil riset sebagai bahan artikel jurnal.
- Pastikan
Anda menyusun proposal yang berujung pada output publikasi.
- Libatkan
mahasiswa sebagai asisten riset.
5. Kolaborasi dengan Rekan
Sejawat dan Mahasiswa
Publikasi tidak harus dilakukan sendirian. Kolaborasi dapat mempercepat
proses, memperluas wawasan, dan membuka akses ke jaringan jurnal.
Bentuk kolaborasi yang efektif:
- Kolaborasi
antar dosen lintas institusi
- Kolaborasi
multidisiplin
- Pembimbingan
skripsi/tesis yang diarahkan untuk publikasi bersama mahasiswa
- Joint
research dengan lembaga mitra
Catatan: Perjelas peran dan urutan nama penulis sejak awal agar tidak terjadi
konflik di akhir.
6. Ikuti Pelatihan dan Komunitas
Menulis Ilmiah
Untuk meningkatkan kemampuan menulis, dosen bisa mengikuti berbagai
pelatihan dan workshop:
- Pelatihan
penulisan artikel jurnal
- Klinik
penulisan ilmiah
- Workshop
metodologi penelitian
- Komunitas
online seperti Dosen Menulis, Komunitas Riset Indonesia,
atau Kopi Riset
Manfaat komunitas:
- Mendapat
masukan dari penulis lain
- Menambah
jaringan reviewer atau editor
- Memperoleh
info jurnal bereputasi dan call for papers
7. Pilih Jurnal dengan Tepat dan
Hati-Hati
Kesalahan umum dosen adalah mengirim artikel ke jurnal yang tidak sesuai
skopnya atau bahkan ke jurnal predator.
Langkah-langkah memilih jurnal:
- Tentukan
target jurnal sejak awal (tentukan jurnal sebelum menulis).
- Cek apakah
jurnal terindeks SINTA, DOAJ, Scopus, atau WoS.
- Pelajari
pedoman penulisan dan gaya selingkung jurnal.
- Hindari
jurnal predator (yang menjanjikan publikasi cepat tanpa proses review).
Tools bantu:
- SINTA.ristekbrin.go.id
- Journal
Finder dari Elsevier atau Springer
- Beall’s
List untuk mengecek jurnal predator
8. Jangan Takut Revisi dan
Penolakan
Penolakan dari jurnal adalah hal biasa dalam dunia akademik. Jangan
langsung menyerah. Justru dari proses revisi dan review inilah Anda belajar
memperbaiki kualitas tulisan.
Tips menyikapi revisi:
- Baca
komentar reviewer dengan terbuka.
- Balas
komentar reviewer secara sopan dan sistematis.
- Jika ditolak,
cari jurnal lain yang lebih sesuai.
Ingat: Artikel yang ditolak hari ini bisa jadi artikel yang diterbitkan esok
hari—dengan revisi yang cermat.
9. Gunakan Aplikasi Bantu
Penulisan
Ada banyak alat digital yang bisa membantu menulis dan mengelola referensi
dengan efisien:
- Mendeley /
Zotero: untuk manajemen referensi otomatis
- Grammarly
/ Quillbot: untuk grammar checker (terutama jika menulis dalam Bahasa Inggris)
- Google
Docs / Overleaf: untuk kolaborasi penulisan
- Turnitin /
iThenticate: untuk cek plagiarisme
- LaTeX: untuk
penulisan ilmiah yang kompleks (terutama bidang teknik dan matematika)
10. Dokumentasikan dan Arsipkan
Semua Karya Ilmiah
Pastikan semua artikel, prosiding, buku, dan output ilmiah Anda
terdokumentasi dengan baik di:
- SINTA
- Google
Scholar
- ORCID
- ResearchGate
- Garuda
Kemdikbud
Manfaat:
- Memudahkan
pelaporan untuk PAK
- Meningkatkan
visibility akademik Anda
- Membantu
kampus dalam akreditasi institusi
Penutup: Produktivitas Publikasi
Dimulai dari Komitmen Pribadi
Produktivitas publikasi ilmiah bukan sekadar syarat administratif,
melainkan bagian dari jati diri seorang akademisi. Dosen yang aktif
meneliti dan menulis adalah dosen yang terus berkembang, menginspirasi
mahasiswa, dan berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Kunci keberhasilan terletak pada perencanaan yang matang, disiplin
waktu, kerja kolaboratif, dan semangat pantang menyerah.
Tidak ada hasil besar yang dicapai dalam semalam. Tapi dengan langkah kecil
yang konsisten, Anda bisa membangun portofolio publikasi yang membanggakan—dan
tentunya mendukung percepatan kenaikan jabatan akademik Anda.
Penulis: Tim Ruang Dosen
Editor: Admin Ruangpemuda.info
Kategori: #KepakaranDosen #PublikasiIlmiah #KenaikanJabatan
#StrategiMenulis #RuangDosen #TipsAkademik
Jika Anda membutuhkan template peta jalan penelitian, contoh artikel
ilmiah, atau daftar jurnal SINTA dan Scopus yang relevan dengan bidang Anda,
silakan tinggalkan komentar atau hubungi tim Ruang Dosen!
Komentar
Posting Komentar