Entri yang Diunggulkan

Pahami Bedanya: Artikel Ilmiah, Prosiding, dan Buku Ajar dalam Dunia Akademik

Pahami Bedanya: Artikel Ilmiah, Prosiding, dan Buku Ajar dalam Dunia Akademik

Dalam dunia akademik, istilah seperti artikel ilmiah, prosiding, dan buku ajar sering terdengar berseliweran di antara para dosen, mahasiswa, dan peneliti. Tapi jujur saja, nggak semua orang langsung paham bedanya. Banyak yang masih bingung: “Ini naskah saya masuknya ke kategori artikel ilmiah atau buku ajar ya?” atau “Kalau saya ikut seminar dan makalah saya dimuat di prosiding, apakah itu dihitung publikasi ilmiah juga?”

Kalau kamu salah satu yang masih bingung, tenang saja. Di artikel ini, kita bakal bahas perbedaan ketiga jenis karya akademik itu dengan gaya bahasa yang ringan tapi tetap ilmiah. Kita akan bedah satu per satu: mulai dari definisi, ciri-ciri, tujuan, cara penulisan, hingga contoh nyata penggunaannya.

 

1. Artikel Ilmiah: Karya Singkat yang Padat Ilmu

Apa Itu Artikel Ilmiah?

Artikel ilmiah adalah tulisan pendek (biasanya 5–15 halaman) yang memuat hasil pemikiran, penelitian, atau kajian yang ditulis secara sistematis dan logis untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah. Tujuannya? Untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang bisa diuji dan dikaji oleh orang lain.

Menurut Day & Gastel (2012), artikel ilmiah adalah media utama penyebaran hasil penelitian kepada komunitas ilmiah dalam format yang ringkas dan sistematis.

Ciri-ciri Artikel Ilmiah:

·         Fokus pada satu permasalahan atau hipotesis tertentu

·         Menggunakan struktur IMRaD: Introduction, Methods, Results, and Discussion

·         Ditulis dengan gaya bahasa ilmiah

·         Mengandung sitasi dari sumber tepercaya

·         Biasanya dipublikasikan di jurnal ilmiah (lokal atau internasional)

Kapan Artikel Ilmiah Dibutuhkan?

·         Saat kamu ingin memublikasikan hasil penelitianmu

·         Untuk keperluan kenaikan jabatan fungsional dosen (misalnya Lektor, Lektor Kepala, Guru Besar)

·         Untuk pengajuan hibah penelitian

·         Sebagai syarat kelulusan mahasiswa S2 atau S3

Contoh:

Seorang dosen meneliti efektivitas media belajar berbasis video animasi pada mata kuliah Fonologi Bahasa Inggris. Hasil penelitiannya kemudian ditulis dalam format artikel ilmiah dan dipublikasikan di jurnal Sinta 2.

 

2. Prosiding: Jejak Ilmiah dari Seminar dan Konferensi

Apa Itu Prosiding?

Prosiding adalah kumpulan makalah atau artikel yang disampaikan dalam seminar, konferensi, atau simposium, kemudian diterbitkan dalam bentuk buku atau e-proceeding. Jadi, bisa dibilang prosiding itu adalah “hasil dokumentasi ilmiah dari sebuah pertemuan akademik.”

Menurut Jago (2012), prosiding adalah bentuk publikasi ilmiah yang memuat tulisan yang disajikan dalam pertemuan ilmiah dan memiliki karakteristik seperti artikel, tapi belum tentu melalui proses review seketat jurnal.

Ciri-ciri Prosiding:

·         Merupakan hasil dari forum ilmiah (seminar, konferensi, simposium)

·         Bisa berupa abstrak, makalah lengkap, atau artikel pendek

·         Proses review bisa cepat (kadang tidak seketat jurnal)

·         Ditulis sesuai format konferensi

·         Diterbitkan oleh panitia seminar atau penerbit ilmiah

Tujuan Prosiding:

·         Merekam perkembangan terbaru dari suatu bidang keilmuan

·         Menyebarluaskan ide atau temuan sebelum dipublikasikan di jurnal

·         Ajang diskusi dan kolaborasi antarpeneliti

Perlu Dicatat:

Prosiding tetap bisa dihitung sebagai publikasi ilmiah, tetapi nilainya (di mata kampus atau DIKTI) biasanya lebih rendah dibanding jurnal terakreditasi.

Contoh:

Seorang mahasiswa S3 menyajikan hasil penelitian disertasinya di konferensi internasional. Makalahnya dimuat dalam prosiding ber-ISSN yang diunggah secara daring.

 

3. Buku Ajar: Sahabat Setia Dosen dan Mahasiswa di Kelas

Apa Itu Buku Ajar?

Buku ajar adalah buku yang disusun oleh dosen atau pengajar untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Isinya dibuat agar mudah dipahami oleh mahasiswa, sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan.

Menurut Kurniasih & Sani (2015), buku ajar adalah bahan ajar tertulis yang disusun secara sistematis berdasarkan kurikulum dan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Ciri-ciri Buku Ajar:

·         Ditulis berdasarkan mata kuliah tertentu

·         Menggunakan bahasa yang lebih komunikatif dan mudah dipahami

·         Mengandung tujuan pembelajaran, ringkasan materi, contoh soal, latihan, dan evaluasi

·         Bisa ber-ISBN jika diterbitkan oleh penerbit resmi

·         Tidak perlu ada sitasi sebanyak artikel ilmiah (tapi tetap harus referensial)

Fungsi Buku Ajar:

·         Sebagai sumber utama pembelajaran di kelas

·         Menjadi pegangan dosen dan mahasiswa

·         Salah satu bentuk luaran penelitian atau pengabdian dosen

Nilai Akademiknya:

Buku ajar bisa dijadikan luaran hibah, dan nilainya tinggi jika ber-ISBN dan digunakan dalam proses pembelajaran. Bahkan dalam banyak kampus, penulisan buku ajar menjadi bagian dari beban kerja dosen (BKD).

Contoh:

Seorang dosen menyusun buku ajar berjudul "Pragmatik untuk Mahasiswa Bahasa Inggris" berdasarkan pengalaman mengajar selama 5 tahun. Buku itu dilengkapi dengan soal latihan dan diterbitkan oleh penerbit lokal dengan ISBN resmi.

 

Perbandingan Tiga Jenis Karya Akademik Ini

Aspek

Artikel Ilmiah

Prosiding

Buku Ajar

Tujuan

Menyebarkan hasil penelitian

Mendokumentasikan hasil seminar

Mendukung kegiatan pembelajaran

Bentuk

Ringkas, padat, analitis

Artikel hasil seminar/simposium

Sistematis, komunikatif, berbasis kurikulum

Review

Peer-review ketat

Review cepat atau tidak ada

Biasanya tidak melalui review formal

Penggunaan Bahasa

Ilmiah, formal

Ilmiah, bisa agak longgar

Lebih komunikatif dan mudah dipahami

Nilai Akademik

Tinggi (apalagi jurnal bereputasi)

Sedang

Tinggi jika digunakan resmi dalam pembelajaran

Luaran Penelitian

Sangat cocok

Cocok sebagai luaran awal

Cocok untuk luaran tambahan atau pengabdian

 

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

1.      Mengira prosiding sama dengan jurnal ilmiah.
Padahal jurnal ilmiah punya standar review dan kualitas yang lebih tinggi.

2.      Menulis buku ajar tapi isinya seperti skripsi.
Buku ajar seharusnya disusun untuk mengajar, bukan hasil riset murni.

3.      Menyusun artikel ilmiah dengan bahasa terlalu naratif.
Bahasa artikel ilmiah harus to the point, objektif, dan berbasis data.

 

Penutup: Mana yang Harus Kamu Tulis Duluan?

Jawabannya tergantung pada tujuan kamu. Kalau kamu dosen yang ingin naik jabatan, prioritaskan menulis artikel ilmiah. Kalau kamu aktif di seminar dan ingin mulai membangun rekam jejak akademik, menulis di prosiding bisa jadi langkah awal. Kalau kamu sudah berpengalaman mengajar dan ingin meninggalkan warisan keilmuan, maka buku ajar adalah pilihan tepat.

Semua jenis tulisan itu penting dalam dunia akademik. Jadi, tidak perlu membanding-bandingkan mana yang lebih hebat. Yang penting, kamu tahu perbedaannya, tahu kapan menulis yang mana, dan tetap konsisten berkarya.

 

Referensi

Day, R. A., & Gastel, B. (2012). How to write and publish a scientific paper (7th ed.). Cambridge University Press.

Jago, M. (2012). How to write scientific papers. McGraw-Hill Education.

Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). Sukses menyusun buku ajar dan buku teks pelajaran. Kata Pena.

 

Komentar