Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Panduan Santai untuk Mahasiswa dan Dosen
Pernah gak sih kamu bingung waktu harus milih metode penelitian untuk
skripsi, tesis, atau bahkan penelitian dosen? Antara kuantitatif dan kualitatif,
keduanya sering bikin mahasiswa galau. Katanya kuantitatif itu “pakai
angka-angka, hitung-hitungan, statistik”, sedangkan kualitatif “lebih ke
cerita, wawancara, dan makna”. Tapi itu baru permukaan aja, lho. Yuk, kita
kulik lebih dalam dengan gaya ngobrol santai tapi tetap akademis dan terarah!
Apa Itu Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif?
Secara sederhana, metode penelitian adalah cara kita mencari tahu atau
menginvestigasi suatu fenomena. Nah, dua pendekatan utama yang sering digunakan
dalam dunia penelitian sosial, pendidikan, dan humaniora adalah kuantitatif
dan kualitatif.
Menurut Creswell (2014), pendekatan kuantitatif fokus pada
pengumpulan dan analisis data numerik untuk menjelaskan hubungan antar
variabel. Sementara itu, pendekatan kualitatif lebih
menekankan pemahaman mendalam tentang makna, pengalaman, dan proses sosial.
Kalau dianalogikan:
·
Kuantitatif itu seperti survei nasional: kamu
bisa tahu berapa persen mahasiswa stres menjelang UAS.
·
Kualitatif itu seperti ngobrol dengan lima
mahasiswa: kamu bisa tahu kenapa mereka stres menjelang UAS.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif cocok banget buat kamu yang suka berpikir sistematis dan
senang mainan data. Ciri khasnya antara lain:
1. Menggunakan
angka dan statistik
Data dikumpulkan lewat kuesioner, tes, atau eksperimen, lalu diolah secara
matematis.
2. Objektif
dan terukur
Peneliti menjaga jarak dari responden. Tidak ada intervensi atau interpretasi
subjektif.
3. Populasi
dan sampel besar
Semakin banyak datanya, semakin kuat generalisasinya.
4. Hipotesis
Biasanya diawali dengan dugaan awal (hipotesis) yang ingin diuji kebenarannya.
5. Instrumen
baku
Misalnya, skala likert 1–5 untuk mengukur kepuasan, atau pre-test dan post-test
untuk eksperimen.
Menurut Neuman (2014), pendekatan ini sering digunakan dalam ilmu sosial,
psikologi, pendidikan, bahkan dalam bidang ekonomi.
Contoh Judul Penelitian Kuantitatif:
·
Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa
·
Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Kinerja Guru
Karakteristik Penelitian Kualitatif
Kalau kamu lebih suka ngobrol, mengamati fenomena sosial, atau tertarik pada
"mengapa" dan "bagaimana", metode kualitatif bisa jadi
pilihan.
1. Data
berupa kata-kata, bukan angka
Wawancara, observasi, dan dokumen jadi sumber utama.
2. Subjektif
dan kontekstual
Peneliti terlibat langsung, bahkan bisa jadi “instrumen utama” dalam
penelitian.
3. Sampel
kecil tapi mendalam
Fokus pada makna, bukan jumlah.
4. Proses
fleksibel
Pertanyaan bisa berubah seiring perjalanan penelitian.
5. Analisis
tematik atau naratif
Data dipecah jadi tema, pola, atau cerita.
Denzin dan Lincoln (2011) menyebut pendekatan ini sebagai “upaya memahami
dunia dari sudut pandang orang-orang yang mengalaminya secara langsung.”
Contoh Judul Penelitian Kualitatif:
·
Persepsi Mahasiswa terhadap Dosen Killer di
Kelas
·
Pengalaman Ibu Tunggal dalam Membesarkan Anak di
Masa Pandemi
Perbandingan Singkat: Kuantitatif vs Kualitatif
Aspek
|
Kuantitatif
|
Kualitatif
|
Tujuan
|
Menguji teori, mencari hubungan
|
Memahami makna dan pengalaman
|
Data
|
Angka
dan statistik
|
Kata,
teks, narasi
|
Instrumen
|
Kuesioner, tes, eksperimen
|
Wawancara, observasi, dokumen
|
Analisis
|
Statistik
(SPSS, Excel, AMOS)
|
Koding,
tematik, naratif
|
Sampel
|
Besar, representatif
|
Kecil, purposif
|
Hasil
|
Generalisasi
|
Konteksualisasi
|
Hubungan peneliti
|
Netral, terpisah
|
Dekat, partisipatif
|
Kapan Harus Memilih Kuantitatif?
Pilih kuantitatif jika:
·
Kamu ingin mengukur pengaruh atau hubungan antar
variabel.
·
Kamu memiliki banyak responden dan waktu
terbatas.
·
Topikmu bisa diwakili dengan data numerik.
·
Kamu ingin hasil yang bisa digeneralisasi.
Contoh: Kamu ingin tahu apakah penggunaan video pembelajaran meningkatkan
hasil belajar siswa. Di sini kamu bisa mengukur nilai sebelum dan sesudah
menggunakan video.
Kapan Harus Memilih Kualitatif?
Pilih kualitatif jika:
·
Kamu ingin tahu lebih dalam tentang pengalaman
atau persepsi orang.
·
Kamu tertarik pada proses, bukan hanya hasil.
·
Topikmu unik, sensitif, atau belum banyak
diteliti.
·
Kamu siap terjun langsung ke lapangan, melakukan
wawancara atau observasi.
Contoh: Kamu tertarik meneliti bagaimana guru-guru di daerah terpencil
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
Boleh Digabung Gak, Sih? Mixed Methods?
Boleh banget! Bahkan pendekatan ini makin populer sekarang. Namanya mixed
methods—menggabungkan kuantitatif dan kualitatif dalam satu
penelitian.
Misalnya:
·
Kamu melakukan survei kepada 200 siswa
(kuantitatif)
·
Lalu wawancara mendalam dengan 10 siswa terpilih
untuk menggali lebih lanjut alasan mereka (kualitatif)
Creswell & Plano Clark (2017) menyebut pendekatan ini sebagai cara untuk
“menggabungkan kekuatan dari dua dunia” agar hasilnya lebih komprehensif.
Kesalahan Umum dalam Memilih Metode Penelitian
1. Milih
karena “ikut-ikutan teman”
Setiap topik dan tujuan butuh pendekatan berbeda. Jangan asal ikut trend.
2. Gak
paham instrumen dan teknik analisis
Kalau kamu milih kuantitatif tapi gak bisa analisis data, ya bakal kesulitan
sendiri.
3. Judul
kualitatif, metode kuantitatif
Misalnya: "Studi Kasus tentang Persepsi Mahasiswa..." tapi pakai
kuesioner dan uji regresi. Nah lho, gak nyambung!
4. Takut
sama kualitatif karena “gak ada rumus”
Padahal kualitatif itu punya sistematika juga, hanya saja berbasis
interpretasi.
Tips Memilih Metode Penelitian yang Tepat
·
Tentukan dulu tujuan penelitianmu
·
Lihat jenis data yang kamu butuhkan: angka atau
cerita?
·
Pertimbangkan waktu dan sumber daya yang
tersedia
·
Diskusikan dengan dosen pembimbing atau kolega
peneliti
Penutup: Metode Itu Alat, Bukan Agama
Satu hal yang penting diingat: metode penelitian itu bukan dogma. Dia hanya
alat bantu untuk menjawab pertanyaan penelitianmu. Bukan soal mana yang paling
benar, tapi mana yang paling cocok dengan tujuanmu.
Kuantitatif dan kualitatif itu seperti dua sisi mata uang. Keduanya penting,
saling melengkapi, dan bisa digunakan bersama bila dibutuhkan. Jadi, daripada
bingung milih, lebih baik kenali dulu apa yang mau kamu teliti. Setelah itu,
metode akan mengikuti dengan sendirinya.
Selamat meneliti dan jangan takut salah metode—asal paham tujuan, semua akan
bisa dijelaskan secara akademis!
Referensi
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative,
quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). Sage
Publications.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2017). Designing
and conducting mixed methods research (3rd ed.). Sage Publications.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2011). The Sage handbook of
qualitative research (4th ed.). Sage Publications.
Neuman, W. L. (2014). Social research methods: Qualitative and
quantitative approaches (7th ed.). Pearson Education.
Komentar
Posting Komentar