Mengenal Instrumen Penilaian Persepsional DYS pada Serdos 2025: Panduan bagi Calon Dosen Bersertifikat
Mengenal
Instrumen Penilaian Persepsional DYS pada Serdos 2025: Panduan bagi Calon Dosen
Bersertifikat
Sertifikasi Dosen (Serdos) merupakan salah satu instrumen strategis Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menjamin mutu pendidik di
perguruan tinggi. Dalam proses ini, setiap calon peserta sertifikasi (DYS –
Dosen Yang Disertifikasi) harus melalui serangkaian tahapan penilaian, salah
satunya adalah Penilaian Persepsional.
Penilaian persepsional bertujuan
untuk memperoleh gambaran objektif tentang kompetensi seorang dosen berdasarkan
persepsi dirinya sendiri, atasan, dan sejawat. Pada artikel ini, kita akan membahas
instrumen penilaian persepsional oleh DYS yang digunakan dalam Serdos
Tahun 2025 Sesi ke-1.
Apa
Itu Instrumen Penilaian Persepsional oleh DYS?
Instrumen ini merupakan lembar
penilaian yang diisi langsung oleh dosen yang sedang mengikuti proses
sertifikasi. Penilaian dilakukan secara jujur, objektif, dan penuh tanggung
jawab, dengan menilai dirinya sendiri berdasarkan aspek-aspek kompetensi yang
telah ditetapkan.
Instrumen ini terbagi dalam empat
dimensi kompetensi utama:
- Kompetensi Pedagogik
Mengukur kemampuan dosen dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. - Kompetensi Profesional
Menilai penguasaan keilmuan, refleksi akademik, serta keterlibatan dalam pengembangan profesi. - Kompetensi Kepribadian
Menilai sikap tanggung jawab, kedewasaan emosional, dan keteladanan. - Kompetensi Sosial
Menggambarkan kemampuan dosen dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan menerima kritik dari lingkungan sekitar.
Contoh
Indikator Penilaian
Beberapa butir penilaian yang
terdapat dalam instrumen, antara lain:
- Menggunakan materi pembelajaran yang konsisten tiap
tahun
- Menyelenggarakan perkuliahan sesuai kalender akademik
- Memanfaatkan media dan teknologi secara maksimal
- Melakukan refleksi dan diskusi ilmiah dengan kolega
- Kesiapan menerima kritik dan saran
- Pergaulan dengan kalangan sejawat dan masyarakat
Setiap butir dinilai dalam skala
tertentu, misalnya:
- Skala frekuensi: Tidak Pernah – Selalu
- Skala intensitas: Rendah – Tinggi
- Skala jangkauan: Terbatas – Luas
Pentingnya
Pengisian Instrumen Ini
Penilaian diri (self-assessment)
menjadi refleksi awal dalam proses sertifikasi. Melalui instrumen ini, dosen
dapat menilai secara jujur bagaimana kualitas pembelajaran, profesionalisme,
integritas, dan interaksi sosial yang selama ini dilakukan.
Perlu diingat, penilaian ini
bukan hanya formalitas, tetapi menjadi bagian penting dalam membangun
integritas profesi sebagai pendidik di perguruan tinggi.
Tips
Mengisi Instrumen Penilaian Persepsional DYS
- Jujur dan Objektif
Nilailah diri sendiri secara realistis. Jangan terlalu merendah atau terlalu melebihkan. - Evaluasi Diri Terlebih Dahulu
Lakukan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran dan pengembangan diri yang telah dilakukan. - Konsisten dengan Bukti Nyata
Pastikan jawaban yang diberikan sesuai dengan aktivitas riil yang bisa dibuktikan dalam rekam jejak dosen. - Gunakan sebagai Bahan Perbaikan
Hasil penilaian dapat menjadi dasar untuk meningkatkan aspek-aspek kompetensi yang masih perlu pengembangan.
Proses sertifikasi dosen bukan hanya soal memenuhi persyaratan administratif, namun juga soal komitmen untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi lebih baik dalam dunia pendidikan tinggi. Instrumen penilaian persepsional ini adalah cerminan dari integritas dan profesionalisme dosen dalam menjalankan peran strategisnya.
Mari isi dengan penuh tanggung
jawab, karena kualitas pendidikan bermula dari pendidik yang berkualitas.
Panduan Penilaian Persepsional DYS agar Lulus Sertifikasi Dosen (Serdos) 2025
1. Pahami
Tujuan Penilaian Diri
Penilaian persepsional oleh DYS bukan sekadar
formalitas, tetapi alat reflektif untuk mengevaluasi kompetensi diri sebagai
pendidik profesional. Oleh karena itu, penilaian harus jujur, tetapi juga disertai kesadaran penuh tentang tugas
dan peran sebagai dosen.
2. Gunakan
Bukti Nyata dari Kegiatan Akademik
Sebelum mengisi, refleksikan:
·
Apakah Anda rutin mengajar sesuai kalender
akademik?
·
Sudahkah Anda menggunakan media teknologi
pembelajaran dengan optimal?
·
Apakah Anda memiliki keterlibatan dalam kegiatan
ilmiah, seperti menulis jurnal, seminar, atau organisasi profesi?
Penilaian yang tinggi sah-sah saja asalkan mencerminkan kenyataan.
Tim penilai akan melihat konsistensi antara persepsi DYS, sejawat, atasan, dan
bukti portofolio (bukti fisik/kegiatan).
Gunakan skala nilai tertinggi (misalnya: “selalu”, “tinggi”, atau “luas”) untuk butir-butir
yang memang Anda lakukan secara rutin, seperti:
No. |
Contoh Butir Penilaian |
Jawaban Ideal |
1 |
Menggunakan materi pembelajaran secara konsisten tiap tahun |
Selalu (nilai 7) |
4 |
Memanfaatkan media dan teknologi secara maksimal |
Selalu (nilai 7) |
8 |
Menunjukkan keterkaitan teori dan praktik |
Tinggi (nilai 7) |
13 |
Mengendalikan diri dalam menghadapi situasi sulit |
Selalu (nilai 7) |
14 |
Komunikasi lisan dan tulisan |
Tinggi (nilai 7) |
16 |
Pergaulan dengan sejawat, karyawan, mahasiswa, dan masyarakat |
Luas (nilai 7) |
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
tidak mengurangi nilai atau mengundang keraguan:
·
Hindari
nilai terlalu rendah (1-3) kecuali memang belum pernah
dilakukan.
·
Jangan mengisi sembarangan tanpa mengevaluasi
kegiatan nyata Anda.
·
Periksa konsistensi antara instrumen ini dengan
isian portofolio dosen dan dokumen pendukung lainnya di sistem SISTER/Serdos.
5. Berikan
Penilaian Tinggi Secara Proporsional
Meskipun tidak harus memberi nilai maksimal di
semua item, Anda sangat dianjurkan
memberikan penilaian tinggi (nilai 6–7) pada aspek-aspek berikut
karena sangat berpengaruh pada kelulusan:
A. Kompetensi Pedagogik
·
Perencanaan dan pelaksanaan perkuliahan
·
Penggunaan teknologi pembelajaran
·
Penilaian objektif pada mahasiswa
B. Kompetensi Profesional
·
Penguasaan keilmuan inti
·
Aktivitas ilmiah dan refleksi akademik
C. Kompetensi Kepribadian
·
Konsistensi kata dan tindakan
·
Kemampuan mengendalikan diri
D. Kompetensi Sosial
·
Komunikasi, keterbukaan terhadap masukan, dan
pergaulan sosial
6. Gunakan
Bahasa Positif dalam Refleksi Diri
Contoh:
·
Bukan: “Saya kadang menggunakan media
pembelajaran.”
·
Tetapi: “Saya selalu memanfaatkan berbagai media dan
teknologi secara maksimal dalam pembelajaran daring maupun
luring.”
7. Pastikan
Konsistensi dengan Penilaian Atasan dan Sejawat
Penilaian Anda akan dibandingkan dengan
penilaian atasan dan sejawat. Jika terlalu jauh perbedaannya, sistem akan
menandai sebagai "tidak
konsisten", yang berisiko menurunkan nilai integritas.
Penilaian persepsional DYS adalah refleksi
komitmen Anda sebagai dosen profesional. Untuk meningkatkan peluang lulus
Serdos:
๐
Tujuan Penilaian oleh Sejawat
Penilaian oleh dosen sejawat
merupakan bentuk evaluasi sejawat (peer assessment) terhadap calon peserta
sertifikasi dosen (DYS). Penilaian ini penting karena mencerminkan bagaimana
kolega melihat profesionalitas, kepribadian, dan sosial DYS dalam lingkungan
akademik sehari-hari.
✍️ Cara Melakukan Penilaian oleh Sejawat
Instrumen penilaian ini mencakup 4
kategori kompetensi utama, yaitu:
A.
Kompetensi Pedagogik
Penilaian atas kemampuan DYS dalam
mengajar, mengelola kelas, dan menggunakan teknologi pembelajaran.
Contoh indikator:
- Kinerja dalam mengajar (butir 1)
- Pemanfaatan teknologi (butir 2)
- Kedisiplinan dalam mengajar (butir 3)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS aktif mengajar dengan disiplin dan
inovatif, berikan skor tinggi (nilai 6–7).
B.
Kompetensi Profesional
Mengukur penguasaan DYS terhadap
bidang ilmunya, serta keterlibatan dalam riset dan diskusi akademik.
Contoh indikator:
- Konsistensi mengajar di bidang ilmu sendiri (butir 4)
- Keikutsertaan dalam pengembangan ilmu (butir 5)
- Keteguhan pendirian saat diskusi (butir 6)
- Produktivitas penelitian dan karya ilmiah (butir 7)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS aktif meneliti dan menulis, serta
memiliki argumentasi kuat dalam diskusi, beri penilaian tinggi.
C.
Kompetensi Kepribadian
Menilai karakter dan integritas DYS,
termasuk ketegasan dalam mengambil keputusan dan sikap konsisten.
Contoh indikator:
- Ketegasan mengambil keputusan (butir 8)
- Konsistensi kata dan tindakan (butir 9)
- Pengendalian diri (butir 10)
- Bertindak berdasarkan kebutuhan pribadi (butir 11)
➡️
Perlu dicatat: Butir ke-11 sebenarnya negatif (“Bertindak berdasarkan
kepentingan pribadi”), jadi jawaban ideal adalah nilai rendah (1–2)
untuk menunjukkan bahwa DYS tidak egois.
D.
Kompetensi Sosial
Kemampuan berinteraksi, menerima
kritik, dan menjalin hubungan profesional.
Contoh indikator:
- Komunikasi (butir 12)
- Terbuka terhadap kritik (butir 13)
- Sikap dalam bergaul dengan civitas akademika (butir 14)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS komunikatif dan terbuka terhadap masukan,
nilai tinggi (6–7) sangat mendukung.
๐
Catatan dari Gambar:
- Nilai-nilai rendah (misalnya: 3, 4, 5) pada indikator
penting dapat mengganggu skor akhir.
- Komentar seperti “lemah”, “kurang aktif”, “terbatas”
pada kompetensi profesional dapat menurunkan persepsi positif.
- Penilaian sejawat juga harus objektif, namun disarankan
tidak memberi nilai ekstrem rendah (kecuali ada alasan kuat), agar
tidak merugikan kolega.
๐งพ
Halaman 39: Kontribusi DYS dalam Kegiatan Akademik
Bagian ini harus diisi oleh sejawat
yang menilai, dengan menyebut:
- Judul kegiatan
- Jenis kontribusi DYS (misalnya: ketua peneliti, penulis
utama, pemateri pengabdian)
➡️
Tips: Isilah berdasarkan keterlibatan nyata DYS dalam:
- Penelitian
- Publikasi ilmiah
- Pengabdian kepada masyarakat
✅
Strategi Agar Mendukung Kelulusan DYS
- Berikan Penilaian Objektif, namun Proporsional.
Hindari nilai ekstrem rendah tanpa dasar kuat, karena bisa membuat DYS gagal. - Nilai Positif untuk Aspek Kritis.
Beri skor tinggi pada indikator seperti penggunaan teknologi, keterbukaan terhadap kritik, dan kontribusi ilmiah. - Koordinasi Sejawat dan Atasan.
Penilaian dari semua pihak (atasan, sejawat, dan diri sendiri) harus selaras. Nilai yang timpang akan memunculkan red flag dalam sistem Serdos. - Lengkapi dengan Kegiatan Nyata.
Pastikan DYS memang terlibat aktif dalam riset, pengajaran, publikasi, atau pengabdian agar semua penilaian dapat dibuktikan secara faktual.
Penilaian sejawat dalam Serdos
adalah bentuk kepercayaan antar dosen untuk menjaga kualitas profesi. Berikan
penilaian yang adil, berdasar bukti nyata, dan mendukung kolega yang memang
layak mendapatkan sertifikasi pendidik profesional.
๐
Penjelasan Instrumen Penilaian Persepsional oleh Dosen Sejawat – Serdos 2025
๐
Tujuan Penilaian oleh Sejawat
Penilaian oleh dosen sejawat
merupakan bentuk evaluasi sejawat (peer assessment) terhadap calon peserta
sertifikasi dosen (DYS). Penilaian ini penting karena mencerminkan bagaimana
kolega melihat profesionalitas, kepribadian, dan sosial DYS dalam lingkungan
akademik sehari-hari.
✍️ Cara Melakukan Penilaian oleh Sejawat
Instrumen penilaian ini mencakup 4
kategori kompetensi utama, yaitu:
A.
Kompetensi Pedagogik
Penilaian atas kemampuan DYS dalam
mengajar, mengelola kelas, dan menggunakan teknologi pembelajaran.
Contoh indikator:
- Kinerja dalam mengajar (butir 1)
- Pemanfaatan teknologi (butir 2)
- Kedisiplinan dalam mengajar (butir 3)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS aktif mengajar dengan disiplin dan
inovatif, berikan skor tinggi (nilai 6–7).
B.
Kompetensi Profesional
Mengukur penguasaan DYS terhadap
bidang ilmunya, serta keterlibatan dalam riset dan diskusi akademik.
Contoh indikator:
- Konsistensi mengajar di bidang ilmu sendiri (butir 4)
- Keikutsertaan dalam pengembangan ilmu (butir 5)
- Keteguhan pendirian saat diskusi (butir 6)
- Produktivitas penelitian dan karya ilmiah (butir 7)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS aktif meneliti dan menulis, serta
memiliki argumentasi kuat dalam diskusi, beri penilaian tinggi.
C.
Kompetensi Kepribadian
Menilai karakter dan integritas DYS,
termasuk ketegasan dalam mengambil keputusan dan sikap konsisten.
Contoh indikator:
- Ketegasan mengambil keputusan (butir 8)
- Konsistensi kata dan tindakan (butir 9)
- Pengendalian diri (butir 10)
- Bertindak berdasarkan kebutuhan pribadi (butir 11)
➡️
Perlu dicatat: Butir ke-11 sebenarnya negatif (“Bertindak berdasarkan
kepentingan pribadi”), jadi jawaban ideal adalah nilai rendah (1–2)
untuk menunjukkan bahwa DYS tidak egois.
D.
Kompetensi Sosial
Kemampuan berinteraksi, menerima
kritik, dan menjalin hubungan profesional.
Contoh indikator:
- Komunikasi (butir 12)
- Terbuka terhadap kritik (butir 13)
- Sikap dalam bergaul dengan civitas akademika (butir 14)
➡️
Tips penilaian ideal: Jika DYS komunikatif dan terbuka terhadap masukan,
nilai tinggi (6–7) sangat mendukung.
๐
Catatan dari Gambar:
- Nilai-nilai rendah (misalnya: 3, 4, 5) pada indikator
penting dapat mengganggu skor akhir.
- Komentar seperti “lemah”, “kurang aktif”, “terbatas”
pada kompetensi profesional dapat menurunkan persepsi positif.
- Penilaian sejawat juga harus objektif, namun disarankan
tidak memberi nilai ekstrem rendah (kecuali ada alasan kuat), agar
tidak merugikan kolega.
๐งพ
Kontribusi DYS dalam Kegiatan Akademik
Bagian ini harus diisi oleh sejawat
yang menilai, dengan menyebut:
- Judul kegiatan
- Jenis kontribusi DYS (misalnya: ketua peneliti, penulis
utama, pemateri pengabdian)
➡️
Tips: Isilah berdasarkan keterlibatan nyata DYS dalam:
- Penelitian
- Publikasi ilmiah
- Pengabdian kepada masyarakat
✅
Strategi Agar Mendukung Kelulusan DYS
- Berikan Penilaian Objektif, namun Proporsional.
Hindari nilai ekstrem rendah tanpa dasar kuat, karena bisa membuat DYS gagal. - Nilai Positif untuk Aspek Kritis.
Beri skor tinggi pada indikator seperti penggunaan teknologi, keterbukaan terhadap kritik, dan kontribusi ilmiah. - Koordinasi Sejawat dan Atasan.
Penilaian dari semua pihak (atasan, sejawat, dan diri sendiri) harus selaras. Nilai yang timpang akan memunculkan red flag dalam sistem Serdos. - Lengkapi dengan Kegiatan Nyata.
Pastikan DYS memang terlibat aktif dalam riset, pengajaran, publikasi, atau pengabdian agar semua penilaian dapat dibuktikan secara faktual.
Kesimpulan
Penilaian sejawat dalam Serdos
adalah bentuk kepercayaan antar dosen untuk menjaga kualitas profesi. Berikan
penilaian yang adil, berdasar bukti nyata, dan mendukung kolega yang memang
layak mendapatkan sertifikasi pendidik profesional.
Komentar
Posting Komentar